Senin, 23 Februari 2015

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN PT. SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PT. SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT


Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan
menempuh mata Kuliah Kerja Lapangan
di Universitas Setia Budi





Disusun Oleh :

Ulfa Falahiyati                    (25121115F)
Amanda Arum K . A         (25121117F)
Dabarniwas T . T               (25121118F)
Nur Ratna Sari                   (25121119F)




PROGRAM STUDI D-III ANALIS KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2015


HALAMAN PENGESAHAN

 

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
PT SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT


Oleh :
Ulfa Falahiyati                    (25121115F)
Amanda Arum K . A         (25121117F)
Dabarniwas T . T               (25121118F)
Nur Ratna Sari                   (25121119F)



Telah Disetujui oleh  Pembimbing
pada Tanggal 17 Maret 2015
Pembimbing



Wisnu Arfian A. S, M.Sc
NIS. 01201310161178




Mengetahui,
Ketua Program Studi
DIII – Analis Kimia




Petrus Darmawan, S.T., M.T.
NIS. 01.99.038


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan  laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)  dengan judul “PT SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT” ini dengan baik.
Penulis sadar bahwa dengan penulisan laporan ini tidak lancar tanpa dukungan, bimbingan, dan bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:.
1.             Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dalam segala hal kepada penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
2.             Winarso Suryolegowo, S.H.,M.Pd. Selaku rektor Universitas Setia Budi.
3.             Drs.Suseno, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Setia Budi.
4.             Petrus Darmawan, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Program D-III Analis Kimia Universitas Setia Budi.
5.             Wisnu Arfian Anditya Sudjarwo, M.Sc. selaku Dosen pembimbing pada kuliah kerja lapangan
6.             Semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan laporan kuliah kerja lapangan.
Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.


Surakarta, 7 Maret 2015



Penulis,    

DAFTAR ISI



DAFTAR GAMBAR



 

 











BAB I PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Di era globalisasi ini perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten dan persaingan di dunia kerja yang semakin ketat menuntut perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya, metode pengajaran di Fakultas Teknik Universitas Setia Budi Surakarta mengadakan program kuliah kerja lapangan. Tujuan dari program ini adalah memberikan pengalaman kerja yang menekankan antara teori dengan praktek. Program ini juga membekali mahasiswa dengan soft skill dalam menghadapi dunia kerja dan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko.
Kegiatan KKL 2015 sebagai bagian dari proses peningkatan pengayaan ilmu dipandang sangat penting bagi calon lulusan, agar lulusan Fakultas Teknik USB mampu mengadaptasikan diri pada lingkungannya. Diharapkan dengan kegiatan KKL 2015 ini calon lulusan memiliki kompetensi yang responsif-antisipasif, proaktif - inovatif, risk taker, profesional dan visioner sehingga memiliki daya saing yang kuat.
Berdasarkan pada pemikiran tersebut di atas, maka Fakultas Teknik USB melaksanakan kegiatan KKL 2015 ke beberapa Perusahaan di Surabaya yaitu P.T. SIER dan P.T. Petrokimia.

1.       Sejarah P.T. SIER

P.T. SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT (Persero) merupakan perseroan Milik Negara yang didirikan pada tahun 1974 dihadapan Notaris Abdul Latief, SH dengan Nomor 166 tanggal 28 Februari 1974, yang kemudian diubah dengan Akta Nomor 2 tanggal 1 Agustus 1974 dan disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 1 September 1974. Dan terakhir dihadapan Notaris Abdurrazaq Ashiblie SH dilakukan perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 22 tanggal 23 Mei 1998 dan telah disahkan Menteri Kehakiman sesuai Keputusan Nomor: 98 pada September 1998. Pendirian P.T. Surabaya lndustrial Estate Rungkut (Persero) bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya dalam bidang pembangunan dan pengelolaan Kawasan lndustri dalam arti seluas-luasnya (Cholid, 2013).
Menurut keterangan dari Bapak Hery Purnomo, kepala Quality Control Laboratorium P.T. SIER, P.T. SIER merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan 3 kepemilikan saham, yaitu 50% milik pemerintah pusat, 25 % Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan 25% sisanya merupakan saham atas Pemerintah Kota Surabaya. Bisnis utama dari P.T. SIER adalah penjualan tanah industri, persewaan pabrik/gudang, dan persewaan perkantoran. Sedangkan usaha pendukung P.T. SIER ini adalah Poliklinik, sarana olah raga, SPBU, jasa kontaktor, serta service fasum dan WWTP (Waste Water Treatment Plant) (Cholid, 2013).
P.T. SIER (persero) menawarkan jasa kavling industri yang sudah dimatangkan berdasarkan rencana induk dan program pengembangan serta penyedia fasilitas Industri Rungkut, Berbek, dan Rembang. Pengembangan kawasan meliputi; pengerukan, pemerataan tanah, pembuatan jalan, pembuatan trotoar, jalur hijau, penerangan, pembuatan saluran pembuangan baik air hujan maupun air limbah, pembuangan sampah, dan pusat pengelolaan air limbah (George, 2014).
Fasilitas yang disediakan antara lain : air bersih yang berasal dari PDAM, listrik yang berasal dari PLN, telepon, dan teleks yang berasal dari PERUMTEL, serta pengurusan izin bangunan. Di samping itu P.T. SIER juga menyediakan fasilitas-faslitas umum seperti pemadam kebakaran, poliklinik, kantor pos, depo kontainer, sarana transportasi, satuan keamanan (satpam), saluran telepon, pembuatan jalan, fasilitas olahraga, SPBU, dan instalasi pengolahan air limbah (George, 2014).
Ada tiga kawasan industri P.T. SIER (persero) yaitu :
1.    Pada tahun 1974 kawasan industri pertama kali dikembangkan di
Rungkut, sebelah tenggara Kota Surabaya dengan luas area 246 Ha oleh pemerintah Kotamadya Surabaya, kurang lebih terdapat 300 industri dengan jumlah tenaga kerja yang dapat ditampung 50.000 orang.
2.    Pada tahun 1985 dikembangkan di Berbek Sidoarjo dengan Luas
87 Ha. Kurang lebih terdapat 60 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja yang ditampung sebanyak 10.000 orang.
3.    Pada tahun 1989 dikembangkan di Rembang Pasuruan dengan luas
510 Ha, pada saat ini kurang lebih 69 perusahaan, dan jumlah tenaga kerja yang nantinya dapat ditampung ditempat ini kurang lebih 75.000 orang (George, 2014).

2.       Struktur Organisasi P.T. SIER

 Struktur organisasi P.T. SIER dibagi menjadi 2 divisi , yaitu : Divisi Komisaris dan Divisi Direksi.
a.              Komisaris
Dewan Komisaris P.T. Surabaya Industrial Estate Rungkut (Persero) berdasarkan keputusan Menteri Negara dengan Badan Usaha Milik Negara, Gubernur provinsi Jawa Timur dan Walikota Surabaya Nomor: 00/M-BUMN/2004, Nomor: 570 / 2770.1/436/2004, Nomor: 539 / 5814/021/2004 tanggal 19 Juni 2004 dan Surat Keputusan Bersama Nomor: 539/12326/021/2005, 570/4819.1/436.2/2005 sebagai berikut:
1.      Sutjahjono Soejitno (Commissioner)
          Lahir di Cepu – Blora, pada tahun 1948, saat ini ia menjabat sebagai Deputi Sosial Badan Pelaksana Badan Pengendalian Lumpur Sidoarjo (BPLS), berdasarkan Keputusan Presiden No 31/M/2007 tanggal 8 April 2007. Menjabat sebagai Sekretaris Asisten Ekonomi dan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur, Kepala PU Bina Marga dan Kepala Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur.
2.      Purwito (Commissioner)
          Lahir di Ponorogo, pada 1950, saat ini ia menjabat Kepala Manajemen Keuangan Pemerintah Kota Surabaya, telah menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Anggaran Bagian Keuangan Pemerintah Kota Surabaya.
b.             Direksi
         Susunan Direksi P.T. Surabaya Industrial Estate Rungkut (Persero) berdasarkan keputusan Bersama Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Gubernur Propinsi Jawa Timur dan Walikota Surabaya Nomor : KEP-143/MBU/2007, Nomor : 539/9159/021/2007, Nomor 900/3038/436.67/2007 tanggal 13 Juli 2007 sebagai berikut:
1.      Rudhy Wisaksono (Direktur Utama)
          Dilahirkan di Kudus, pada tahun 1952. Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Sudirman Purwokerto. Awal berkarir sebagai Kepala Cabang PT (Persero) Bhanda Ghara Reksa, kemudian menjabat sebagai Direktur Operasional dan terakhir sebagai Komisaris pada perusahaan yang sama, Pernah pula menjabat sebagai Direktur Executive pada PT (Pel.Nus) Tresna Muda Sejati, Yang Ming Shipping Line serta PT (Pel.Nus) Tanto Intim Line di Jakarta. Menjabat sebagai Direktur Utama P.T. SIER (Persero) sejak tanggal 13 Juli Tahun 2007.
2.      Yoke Candra Katon (Direktur Pengembangan dan  Pemasaran)
          Dilahirkan di Kediri, pada tahun 1975 Sarjana Teknik Kimia ITS. Mengawali karir di perusahaan Swedia P.T. Alfa Laval Indonesia sebagai Sales & Application Engineer. Melanjutkan karir di perusahaan asing lain P.T. Payne Indonesia sejak tahun 2001 dengan jabatan terakhir Regional Sales & Operation ASEAN. Menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Pemasaran sejak 13 Juli Tahun 2007.
3.      Joko Triono (Direktur Teknik dan Pemeliharaan)
          Dilahirkan di Medan, pada tahun 1963. Sarjana Teknik Sipil ITS. Berkarir di P.T. SIER (Persero) sejak tahun 1987 sebagai Kepala Seksi Perencanaan, pernah menjabat sebagai Direktur anak perusahaan yaitu P.T. SIER Puspa Utama. Menjabat sebagai Direktur Teknik dan Pemeliharaan sejak tahun 2001(Cholid, 2013).

3.       Visi dan Misi P.T. SIER

Visi :         
Menjadi kawasan industri modern didukung unit bisnis strategis, yang berkesinambungan, terkemuka dan ramah lingkungan.
Misi :
1.      Mewujudkan kawasan industri yang inovatif, berbasis teknologi informasi, dalam  lokasi,  produk,  pelayanan dan fasilitas pendukung kesemua pihak yang berkepentingan.
2.      Adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan rencana pengembangan regional, nasional maupun intemasional.
3.      Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dalam penyediaan layanan  penjualan, persewaan, penyediaan fasilitas industri dan sarana penunjangnya dengan kualitas terbaik guna mendukung proses bisnis.
4.      Mewujudkan pengelolaan kawasan industri ramah lingkungan yang bemilai tambah.
(Nova, 2013)

4.       Sistem Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah di SIER menggunakan sistem pengolahan biologis tanpa menggunakan bahan kimia apapun, dan saat ini mampu menangani pengolahan limbah semua pabrik di kawasan industri Rungkut, Berbek, dan PIER.

5.       Strategi

Secara umum strategi perusahaan ditujukan untuk menjamin kesinambungan usaha dan pertumbuhan korporat di masa mendatang. Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditentukan, serta mempertimbangkan berbagai perubahan lingkungan bisnis yang sedang maupun yang akan terjadi, yang akan menimbulkan peluang dan ancaman, kemampuan sumber daya yang dimiliki perusahaan beserta kekuatan dan kelemahan yang ada, dengan upaya perusahaan mengakomodasikan perspektif berbagai pihak, meliputi pemegang saham, pelanggan, proses bisnis intemal dan pertumbuhan serta pembelajaran organisasi maka strategi korporasi yang dipilih adalah pemantapan usaha yang telah ada untuk mendukung pertumbuhan melalui pengembangan dan perluasan usaha. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, manajemen perusahaan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai dasar perseroan yang meliputi :
·         Bekerja Secara Profesional untuk Melayani Stakeholders
Manajemen Perusahaan senantiasa mengelola jalannya perusahaan secara profesional untuk memberikan pelayanan terbaik secara cepat, tepat, terbuka dan ramah serta membina hubungan bisnis yang bersahabat dan beretika kepada stakeholders dengan berorientasi untuk peningkatan kualitas dan produktifitas serta kepuasan dengan berpegang teguh pada peraturan yang berlaku.
·         Bekerja Secara Beretika dalam Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG)
Kegiatan usaha Perseroan dilaksanakan berlandaskan pada standard etika yang berdasar pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Manajemen perusahaan bertekad mewujudkan GCG secara nyata dengan tujuan menjadikan P.T. SlER (Persero) sebagai perusahaan terbaik dibidang kawasan industri dan memiliki good corporate image.

B.      Tujuan Kuliah Kerja Lapangan

1.             Meningkatkan  ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para mahasiswa agar nantinya para lulusan tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan, berkompeten sehingga memiliki daya saing yang kuat.
2.             Mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah.
3.             Memberikan wawasan  kepada mahasiswa untuk memahami penerapan teori yang didapat selama perkuliahan sehingga  berguna saat terjun dalam dunia kerja.

C.      Manfaat Kuliah Kerja Lapangan

Meningkatkan kerja sama yang baik antara pihak universitas dan instansi yang dijadikan obyek KKL, guna menunjang peningkatan mutu akademisi universitas dan juga perusahaan tentunya.

D.      Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dilaksanakan mulai tanggal 22 Februari s.d. 26 Februari 2015 di beberapa perusahaan. Sedangkan pelaksanaan KKL di P.T. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Surabaya, Jawa Timur yaitu tanggal 23 Februari 2015, dimulai sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 WIB.
Bentuk pelaksanaannya :
1.      Penerimaan peserta KKL oleh pihak P.T. SIER Surabaya,  Jawa Timur
2.      Penyampaian audiovisual dan materi tentang limbah mulai dari profil P.T. SIER, hingga cara pengolahan limbah di P.T. SIER
3.      Sesi tanya jawab
4.      Peserta KKL terjun ke lapangan untuk melihat alat dan proses pengolahan limbah yang dipandu oleh pihak P.T. SIER
5.      Kunjungan selesai dengan diakhiri ramah tamah antara peserta KKL dengan pihak P.T. SIER.
Pelaksanaan KKL di P.T. SIER Surabaya, Jawa Timur berlangsung dengan baik dan lancar, dan kunjungan tersebut juga berguna untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi peserta KKL.

BAB II URAIAN PROSES


A.      Sumber Air Limbah P.T. SIER (Persero)

Sumber air limbah yang diolah di IPAL P.T. SIER (Persero) berasal dari seluruh pabrik dan perkantoran yang berada di kawasan Rungkut dan Berbek. Jumlah pabrik dan perkantoran yang membuang air limbah di IPAL P.T. SIER (Persero) sebanyak 393 perusahaan. Sumber air limbah yang masuk ke IPAL P.T. SIER (Persero) Surabaya beranekaragam. Air limbah yang masuk ke IPAL berasal dari berbagai jenis industri diantaranya:
1.             Industri kayu dan rotan
2.             Industri plastik
3.             Industri logam
4.             Industri kimia
5.             Industri makanan dan minuman
6.             Industri tembakau
7.             Industri tekstil
8.             Industri karet
9.             Industri penyamaan kulit

B.      Unit produksi P.T. SIER

1.       Jenis-Jenis  Limbah Industri  yang Menjadi Bahan Olahan P.T. SIER

a)       Bahan buangan cairan berminyak 
          Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di atas permukaan air, bahan buangan cairan berminyak yang di buang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Kalau bahan buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatil maka akan terjadi penguapan dan luar permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan luas permukaan ini tergantung pada jenis minyaknya dan waktu lapisan minyak yang menutupi permukaan air dapat juga terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, namun memerlukan waktu yang cukup lama.
          Lapisan minyak di permukaan air lingkungan akan mengganggu kehidupan organisme dalam air. Hal ini disebabkan oleh lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air sehingga jumlah oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang. Kandungan oksigen yang menurun akan mengganggu kehidupan hewan air. Adanya lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak dapat berlangsung. Akibatnya, oksigen yang seharusnya dihasilkan pada proses fotosintesis tersebut tidak terjadi. Kandungan oksigen dalam air jadi semakin menurun.
          Selain dari pada itu, air yang telah tercemar oleh minyak juga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia karena seringkali dalam cairan yang berminyak terdapat juga zat-zat yang beracun, seperti senyawa benzena, senyawa toluena dan lain sebagainya.
b)      Bahan buangan  padat
          Bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloid.
          Apabila bahan buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesis tanaman dalam air akan terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan organisme dalam air juga terganggu.
          Pembentukan koloid terjadi bila buangan tersebut berbentuk halus, sehingga sebagian ada yang larut dan sebagian lagi ada yang melayang-layang sehingga air menjadi keruh. Kekeruhan ini juga menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga menghambat fotosintesis dan berkurangnya kadar oksigen dalam air.
c)       Bahan buangan anorganik               
          Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.
          Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah. Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan.
          Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.

2.       Proses Instalasi Pengolahan Air Limbah P.T. SIER

Sistem pengolahan air limbah, P.T. SIER (Persero) menggunakan sistem pengolahan secara fisika - biologis. Dalam hal ini tanpa menggunakan atau menambahkan bahan kimia. Sebelum dialirkan ke pengolahan limbah P.T. SIER pabrik - pabrik harus menampung dan mengolah terlebih dahulu limbah yang akan dibuang di suatu bak kontrol. Sebelum dialirkan ke IPAL petugas akan memeriksa dahulu limbah buangan, karena tidak semua jenis limbah bisa diolah di IPAL P.T. SIER.
a)             Pengolahan Pendahuluan (pretreatment)
Pembuangan air limbah industri (waste water disposal) dialirkan melalui pipa dari pabrik ke saluran pipa bawah tanah yang dipasang sepanjang jalan di depan kavling pabrik yang terletak di  Kawasan Industri Rungkut, volume limbah yang masuk IPAL P.T. SIER 7000-8000 m3/hari dari 445 industri. Limbah- limbah ini dikumpulkan jadi satu di bak pengumpul. Tujuan dari bak ini adalah untuk meratakan berat jenis dari semuah limbah buangan yang berasal dari pabrik, hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan limbah di IPAL P.T. SIER.
b)             Pengolahan Pertama (Primary Treatment
Dalam Primary treatment ini terdiri dari 3 bak penampung :
(1)          Bak pertama, untuk mereduksi padatan yang kemudian dialirkan ke sand field (ladang pasir). Proses pengendapan yang terjadi secara gravitasi pada bak equalisasi atau sumur pengumpul. Dalam proses ini diperkirakan penurunan BOD - COD 20 - 45 % dan padatan 50 - 60 % dengan waktu tinggal 2 - 5 jam. Kolam sand field (ladang pasir) untuk dikeringkan (lebih padat), jika sudah kering padatan dikirim ke PPLI di bogor yang ditunjuk pemerintah untuk mengolah bahan limbah padat.
(2)          Bak kedua, merupakan bak untuk mengapungkan limbah yang mempunyai BJ (berat jenis) < dari BJ air.  Benda – benda yang berat jenisnya lebih besar ( misalnya pasir dan logam ) dari berat jenis air dia akan mengendap di dasar sedangkan yang berat jenisnya sama atau lebih kecil dari air akan mengapung diatas.
(3)          Bak ketiga merupakan bak terakhir dari penyaringan terdahulu untu kemudian akan diolah selanjutnya (secondary treatment). Air yang keluar dari bak penyaringan akan dialirkan sedikit demi sedikit menuju bak oksidasi ( secondary treatment ).
c)             Pengolahan Kedua (secondary treatment)
(1)          Proses Penambahan Oksigen.
          Air yang sudah disaring dialirkan ke bak oksidasi. Penambahan oksigen adalah salah salah satu usaha pengambilan zat pencemar dalam limbah sehingga konsentrasi zat pencemar akan berkurang atau bahkan dapat dihilangkan sama sekali dengan cara menggunakan rotor yang berfungsi untuk mengalirkan oksigen sebagai pengganti kincir. Zat yang dapat diambil berupa gas, cairan, ion, koloid atau bahan tercampur. Proses biologis yang terjadi bertujuan untuk mengurangi bahan - bahan organik melalui mikroorganisme yang ada di dalamnya. Pada proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor  antara lain jumlah air limbah, tingkat kekotoran dan jenis kotoran.
(2)          Proses Pertumbuhan Bakteri.
Bakteri diperlukan untuk mengurangi bahan organik yang ada dalam air limbah. Oleh karena itu, diperlukan jumlah bakteri yang cukup untuk menguraikan bahan - bahan tersebut. Bakteri ini akan berkembang biak apabila jumlah makanan yang terkandung di dalamnya cukup tersedia, sehingga pertumbuhan bakteri dapat dipertahankan secara konstan. Pada  proses ini dilakukan penambahan lumpur yang baru sehingga pengolahan air limbah dapat terus berlangsung. Lumpur yang biasanya dipergunakan untuk penambahan makanan ini disebut lumpur aktif dimana pemberiannya dilakukan sebelum memasuki bak aerasi dengan mengambil lumpur dari bak pengendapan kedua atau bak pengendapan lumpur terakhir. Pada bak oksidasi ini dengan panjang 40 meter, lebar 10 meter dan tinggi 3 meter, dengan waktu tinggal 16 - 24 jam. Dengan demikian penurunan kadar BOD - COD 90 - 95 % kadar merkurinya < 0,1 ppm. Kemudian ke bak pembagi lumpur dengan waktu tinggal 4 - 5 jam. Kemudian ke bak indicator untuk mengetahui mutu dan kualitas hasil pengolahan limbah. Hasil dari pengolahan air limbah ini dapat berupa air dan lumpur. Lumpur ini akan dikembalikan ke oxydation ditch sebagai lumpur aktif yang diperlukan untuk proses biologis. Sedangkan air dari hasil proses yang telah memenuhi standar mutu air limbah, menurut SK Menteri Negara KLH No. 3/1991 dan SK Gubernur Jawa Timur No. 414/1987 akan dialirkan melalui pipa dengan menggunakan sistem Drainage yang terletak di tiap kavling industri ke kali Tambak Oso. Lumpur hasil pengolahan air limbah
Sludge yang sudah kering kemudian dikirim ke PPLI (sesuai dengan PPRI No. 18 Tahun 1999 dan PPRI No. 85 Tahun 1999 tentan Pengelolaan LB3), di Cileungsi – Bogor, Jawa Barat.
           

C.      Unit Quality Control

1.       Instalasi Pengolahan Air Limbah
Bangunan pengolahan air limbah dan spesifikasinya. Berikut ini akan diuraikan mengenai: fungsi, kapasitas, spesifikasi, utilitas penunjang masing-masing bangunan pengolahan air limbah yang ada di IPAL  P.T. SIER (Persero).
a)      Sumur pengumpul
Sumur pengumpul ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air limbah yang bersunber dari semua industri –industri di kawasan IPAL  P.T. SIER (Persero). Namun, air limbah atau air buangan dari setiap industri harus memenuhi standar yang telah ditentukan oleh IPAL P.T. SIER (Persero). Sumur ini berbentuk lingkaran dengan diameter 5 m dan kedalaman ± 8 m. Sumur ini terbagi menjadi dua bagian yang dibatasi oleh beton setebal 30 cm, kedua bagian tersebut adalah :  dua buah pipa yang besarnya masing – masing 400 mm dan 600 mm yang berfungsi sebagai saluran buangan industri dan perkantoran. Dua buah rel yang terpasang pada dinding sumur dan papan yang terbentang ± 4 m yang digunakan sebagai pijakkan petugas yang akan membersihkan sumur.
Saringan kasar yang terpasang pada pipa induk dan berfungsi untuk menahan benda – benda besar yang masuk dalam sumur basah seperti : kayu, plastik, kaleng, dan lain – lain. Debit yang masuk ke sumur pengumpul ini ± 8000 L/hari. Jumlah debit yang masuk tergantung pada aktifitas perkantoran dan pabrik di sekitar IPAL P.T. SIER (Persero). Dalam sumur pengumpul limbah cair akan mengalami homogenisasi sehingga pada saat dialirkan ke proses selanjutnya akan mempunyai kondisi dan beban pencemaran yang sama. Limbah cair di sumur pengumpul ini dipompa menggunakan pompa sentrifugal dengan debit 60 L/ detik.
Pada sumur ini diambil sample influent limbah cair untuk diteliti di dalam laboratorium untuk diketahui jumlah COD, DO, dan lain – lain. Hal tersebut dilakukan karena limbah cair yang masuk ke dalam IPAL P.T. SIER (Persero) harus memenuhi standar yang telah ditentukan.
b)     Sumur kering
Sumur yang ada di IPAL adalah sumur yang sering disebut dengan rumah pompa. Perlu kita ketahui bahwa di dalam rumah pompa tersebut ada 4 pompa yang berfungsi membantu jalannya pengolahan limbah yang ada di IPAL. Pompa tersebut adalah pompa sentrifugal yang secara otomatis dapat bekerja dengan sendirinya dengan level kontrol untuk memompa air limbah ke bak pengendap pertama (primary settling tank). Pompa ini masing-masing dapat bekerja dalam mengalirkan air limbah dengan debit 60 liter/detik. Dan peralatan yang digunakan di rumah pompa ini antara lain:
1)      Krane untuk mengangkat Vertical centrifugal pump yang berfungsi memompa air limbah. Secara keseluruhan sumur pengumpul ini mempunyai fungsi sebagai tempat penampung sementara dari limbah industri di kawasan P.T. IPAL SIER (Persero) Surabaya. Sumur ini mampu menampung buangan industri dan perkantoran dengan debit sebesar 10.000 m3/hari. Limbah yang terkumpul di sumur  pengumpul ini dialirkan secara otomatis oleh pompa sentrifugal (centrifugal pump) berdasarkkan kontrol level menuju bak  pengendap pertama (primary settling tank). Pembersihan sampah-sampah atau kotoran yang mengapung dilakukan secara manual oleh operator melalui dua buah rel (jetsavelling/ crame). Pada sumur pengumpul ini juga terjadi proses homogenesis air limbah yaitu pemerataan.
2)      Penyaringan kotoran terapung
Sebagai tempat homogenisasi air limbah sebelum masuk ke oxidation ditch. Pemerataan beban hidrolisis dan organik sehingga tidak akan terjadi shock loading pada proses selanjutnya akibat flokulasi beban. Bak pengendap pertama berbentuk persegi panjang yang dilengkapi dengan buffle serta tiga bak kecil yang memiliki fungsi tertentu. Bak pengendap pertama ini dilengkapi dengan : Meter air yang dihubungkan dengan baling-baling yang fungsinya untuk mengetahui debit air (influent) dengan jelas.
3)      Penyekat (skimmer) yang mempunyai ketebalan 80 cm, berjumlah dua buah dan terpasang secara simetris. Alat ini digunakan untuk menghalangi benda – benda yang terapung agar tidak masuk ke tahap selanjutnya, misalnya: plastik, busa deterjen, minyak dan partikel terapung lainnya. Dan kemudian dibelokkan ke selokan dan dialirkan ke bak floating (floating tank) ini benda – benda terapung tersebut akan diambil secara mekanik sedangkan air yang berada di bawah akan dialirkan ke dalam oxidation ditch. Pompa yang dipasang pada bagian bak besar (bak  pengendap pertama) yang berfungsi untuk mengalirkan partikel terapung lumpur hasil dari pengendapan ke bak  penampung partikel-partikel terapung ini dilengkapi dengan saluran air yang berbentuk selokan (parit) sehingga aliran air limbah dapat berjalan mudah dan lancar sehingga operator mudah mengontrolnya. Lumpur hasil pengendapan dibawa ke bak pengering lumpur (sludge drying bed).
Faktor – faktor yang mempengaruhi di bak pengendap pertama :
a.       Berat jenis padatan
   Mekanisme pengendapan pada bak pengendap pertama adalah dengan gaya gravitasi dengan berdasarkan berat jenis padatan yang tersuspensi pada air limbah yang mana padatan yang tersuspensi tersebut yang berat jenisnya lebih besar daripada air maka akan mengendap, sedangkan yang lebih kecil akan terapung.
b.      Waktu detensi
Karena mekanisme pada bak pengendap pertama dengan menggunakan gaya gravitasi maka diperlukan waktu detensi yang terbaik untuk dapat mengendapkan padatan. Diperoleh waktu optimal detensi adalah 2 – 3 jam, karena jika waktu terlalu lama akan terjadi pembusukan yang menimbulkan bau busuk. Sedangkan waktu detensi 1 – 1,5 jam akan terjadi penurunan :
Suspended Solid : 60% - 65%
Bahan Organik : 35% - 40%
BOD : 25% - 40 %
c.       Laju kecepatan air
Laju kecepatan air yang deras akan dihasilkan waktu detensi yang kecil maka didapatkan proses pengendapan yang kurang baik, sedangkan pada aliran yang kecil mengakibatkan waktu detensi yang lama akan menimbulkan pembusukan pada bak pengendapan pertama.
d.      Kecepatan pengendapan.
e.       Efisiensi pemisahan suspended solid
Spesifikasi bak pengendapan pertama (primary settling tank) :
·  Panjang           : + 40 m
·  Lebar               : + 10 m
·  Kedalaman      : + 1,6 – 3 m
Dalam bak pengendap pertama dilakukan pembersihan benda – benda terapung (floating material) secara manual (menggunakan tenaga manusia). Benda – benda tersebut antara lain : plastik dan kayu yang ikut masuk ke dalam aliran air limbah. Pemisahan partikel kasar dilakukan dengan gaya gravitasi. Di sini partikel – partikel yang mengendap akan dialirkan ke dalam sludge drying bed.
Pada bak ini juga diambil sample untuk meneliti kandungan BOD, COD,dan lain – lain sebagai overflow primary settling (OPS).
c)      Parit oksidasi (oxidation ditch)
Pada oxidation ditch ini, air limbah diolah secara biologis dengan bantuan mikroorganisme pengurai air limbah, sehingga dibutuhkan oksigen untuk aktivitas organisme dalam menguraikan bahan organik dalam air limbah. Kebutuhan oksigen diperoleh dari proses aerasi dengan menggunakan mammoth rotor.
Oxidation ditch ini berbentuk parit melingkar memenjang yang berjumlah 4 buah. Oxidation ditch ini mampu mengolah air limbah sebanyak 9000 m3/hari. Oxidation ditch ini memiliki tepian permukaan kolam yang kasar serta dilapisi dengan batu kali sebagai tempat menempelnya mikroorganisme. Pada setiap unit oxidation ditch dilengkapi dengan unit mammoth rotor yang berfungsi untuk mengaduk limbah sehingga dapat diperoleh oksigen yang cukup untuk  proses pengolahan. Pada oxidation ditch ini harus diteliti kadar lumpur yang masuk ke dalam bak oksidasi karena jika terlalu banyak ataupun terlalu sedikit lumpur yang ada maka proses pengolahan tidak akan berjalan dengan baik.
d)      Distribution box
Di dalam bak pembagi ini lumpur aktif yang masih tercampur dengan air limbah dari oxidation ditch akan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian akan dialirkan ke bak  pengendap kedua (clarifier) dan satu bagian lagi akan dialirkan kedalam oxidation ditch (di recycle) sebesar 30% dari total lumpur yang masuk ke bak pembagi (distribution box).
(Distribution Box) lumpur aktif dikembalikan ke oxidation ditch dengan bantuan return sludge pump tipe screw pump conveyor, sedangkan air limbah dan lumpur aktif yang dialirkan menuju bak pengendap kedua dilakukan dengan menggunakan prinsip perbedaan tekanan yaitu prinsip perbedaan diameter dua buah pipa (pipa menuju secondary clarifier dan pipa menuju distribution box).
Fungsi dari bak ini adalah sebagai tempat penampung sementara air limbah dari oxidation ditch sebelum masuk ke secondary clarifier. Sebagai pembagi lumpur aktif yang akan dialirkan ke secondary clarifier yang akan dikembalikan ke oxidation ditch. Bak ini dilengkapi dua pompa yang berfungsi submersible yang berfungsi mengalirkan lumpur yang akan dibuang ke bak pengering lumpur dan screw pump yang berfungsi untuk mengembalikan lumpur ke oxidation ditch sebagai return sludge.
Spesifikasi pompa adalah :
a.       Screw pump
-   Daya                                    : 17KW
-   Frekuensi putaran    : 50 Hz
-   Kapasitas                 : 60 m3/menit 
b.      Submersible pump
-   Daya                                    : 3,75 KW
-   Kapasitas                 : 50 m3/menit
Spesifikasi bak distribusi adalah :
-   Panjang                    : 7,2 m
-   Lebar                                   : 4 m
-   Kedalaman              : 3 m
e)      Bak pengendap kedua (secondary clarifier)
Bak pengendap kedua ini berfungsi sebagai pengendap lumpur yang terkandung dalam air limbah setelah melewati proses oksidasi sehingga air menjadi bersih untuk dibuang ke sungai. Pada bak pengendap kedua ini dilengkapi dengan alat pengeruk lumpur atau scrapper. Alat ini berbentuk jembatan (scrubber bridge) yang mampu membentang dari arah tengah bak seperti jari – jari lingkaran yang mampu mengintari bak.
Alat ini biasanya digerakkan oleh motor listrik dengan daya 0,25 KW dan frekuensinya 50 Hz. Gerakan pada alat ini sangat lambat dikarenakan untuk mencegah terjadinya gelombang pada air saat pemutaran. Gelombang air akan dapat mengganggu pengendapan (sedimentasi).
Spesifikasi dari bak pengendap kedua ini antara lain ;
1)  Bentuk: circular
2)  Jumlah: 2 buah
3)  Diameter: 21 m
4)  Kemiringan dasar (slope): 1,24
5)  Kedalaman tepi: 2,5 m
6)  Kedalaman tengah: 3m
7)  Kecepatan pelimpahan air: 0,7 m3/jam
Bak pengendapan kedua ini memiliki dua bagian yaitu :
1)      Bagian dasar yang memiliki lengkungan yang berfungsi sebagai tempat penampungan lumpur serta sekaligus meninggikan tekanan air sehingga lumpur tersebut dapat dialirkan secara alami ke bak distribusi dengan menerapkan hukum bejana yang didasarkan akan perbedaan tekanan.
2)      Bagian tengah bak  yang mana terdapat pipa dengan diameter 5 m dengan panjang 2,5 m yang berfungsi seperti buffle berfungsi sebagai pencegah aliran putaran olahan yang berasal dari bak  pendistribusi yang masuk ke bak ini.
f)       Bak pengering lumpur (sludge drying bed)
Bak ini berbentuk persegi panjang yang memiliki dasar kemiringan. Bak ini dilengkapi pasir kasar, pasir halus dan batuan sebagai penyaring. Pasir ini harus terus diisi saat pengerukan limbah cair karena jumlahnya akan terus berkurang pada saat pengerukan. Pengeringan di bak ini dilakukan dengan bantuan dari sinar matahari langsung.
IPAL P.T. SIER (Persero) Surabaya terdapat 2 jenis bak pengering yaitu:
1)  Bak pengering Primer yang berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang berasal dari bak pengendap pertama.
2)  Bak pengering sekunder yaitu bak pengering yang digunakan untuk mengeringkan lumpur yang berupa return sludge dari bak pembagi.

2.       Ketentuan Dan Standar Limbah Kawasan

Tabel 1. Bahan kimia berupa logam yang menjadi standar kualitas air limbah
No  
ITEM KIMIA  
KODE  
NILAI  
SATUAN  
1
Arsen
As
1
mg/L
2
Barium
Ba
5
mg/L
3
Besi
Fe
30
mg/L
4
Kadmium
Cd
1
mg/L
5
Kobalt
Co
1
mg/L
6
Krom Heksavelen
Cr
2
mg/L
7
Mangan
Mn
10
mg/L
8
Nikel
Ni
2
mg/L
9
Air raksa
Hg
0,005
mg/L
10
Selenium
Se
1
mg/L
11
Seng
Zn
5
mg/L
12
Tembaga
Cu
5
mg/L
13
Timbal
Pb
3
mg/L
14
Sianida
Cn
1
mg/L

Tabel 2. Parameter fisika yang menjadi standar kualitas air limbah
No
ITEM FISIKA
KODE
NILAI
SATUAN
1
Suhu

40
Celcius
2
Jumlah padatan terlarut
TSD
2000
mg/L
3
Jumlah padatan tersuspensi
TSS
400
mg/L
4
Warna

300
Pt.Co Scala

Tabel 3. Parameter  kimia yang menjadi standar kualitas air limbah
No
ITEM KIMIA
KODE
NILAI
SATUAN
1
BOD
BOD
1500
mg/L 
2
COD
COD
3000
mg/L 
3
Derajat keasaman
pH
6 - 9
mg/L
4
Amonia
NH3
20
mg/L 
5
Deterjen
MBAS
5
mg/L 
6
Phenol

2
mg/L 
7
Flurida
F
30
mg/L 
8
Klorida
Cl
500
mg/L 
9
Minyak dan lemak

30
mg/L 
10
Nitrat
NO3
50
mg/L 
11
Nitrit
NO2
5
mg/L 
12
Sisa clor
Cl2
1
mg/L 
13
Sulfat
SO4
500
mg/L 
14
Sulfida
S
1
mg/L 



Berdasarkan analisis dari pihak terkait, air limbah P.T. SIER merupakan air limbah golongan II sehingga masih layak usaha di bidang perikanan.

D.      Unit Research and Development

Bisnis dan Tujuan Masa Mendatang P.T.SIER
Bisnis P.T. SIER 5 tahun terakhir, yakni :
1.             Menjual lahan industri PPTI (Perjanjian Penggunaan Tanah Industri)
2.             Menyewakan Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP)
3.             Menyewakan gudang dan Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK)
4.             Pembangunan Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP) di Berbek Industri 5, pembangunan PPSP Rembang Industri 3
P.T. SIER menjalin kerjasama yang baik dengan para pengusaha dan pekerja yang tergabung dalam forkom (Forum Komunikasi) SIER, secara rutin mengadakan pertemuan untuk menampung aspirasi para pengusaha dan pekerja, selain itu forkom SIER juga mengadakan kegiatan sosial kemanusiaan seperti donor darah.
P.T. SIER menuju masa mendatang :
1.      SIER Logistik akan menyelenggarakan usaha ekspedisi muatan kapal laut tujuan domestik
2.      Menyelenggarakan usaha yang terintegrasi yaitu pergudangan dan transportasi logistik darat, untuk itu P.T. SIER memiliki rencana pembangunan gudang baru yang terletak di Rungkut.
3.      Bertindak sebagai program kerja dalam pengurusan dokumen dan konsultasi bea - cukai pembangunan Condominium Hotel sebagai salah satu sarana pendukung keberadaan sebuah kawasan yang bertaraf internasional.
Dalam usianya yang mendekati 4 dasawarsa harapan dipisah P.T. SIER akan menjadi salah satu perusahaan milik BUMN yang terdepan di Indonesia.

E.      Utilitas

1.       Sarana dan Prasarana di P.T. SIER

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2007-2012) P.T. SIER melakukan perbaikan, pembenahan sarana dan prasarana yang sudah lama tersedia dan membangun sarana dan prasarana baru yang lebih sempurna.
P.T. SIER mencanangkan area Industri yang ramah lingkungan dimana wujud dan tekad ini adalah penghijauan seluruh area industri SIER dengan tujuan membangun sentra industri yang peduli terhadap ekosistem. Realisasi yang telah dilakukan antara  lain :
1.      Jalan raya dengan lebar 7,5 meter memudahkan untuk dilalui oleh truk-truk, angkutan, truk gandeng maupun pembawa peti kemas. Kedua sisinya ditanami dengan tanaman pelindung sebagai upaya menguranngi gas CO2 dan asap knalpot kendaraan bermotor. Akses jalan bagi penjalan kaki diperkuat dan diperindah untuk melindungi keselamatan buruh yang jumlahnya ribuan orang ketika dating ataupun pulang kerja. Garis hijau 2 x 4,5 m terdapat di kawasan Rungkut, 2 x 5 m di kawasan Brebek dan Rembang.
2.      Penempatan SPBU di kawasan industri sangat membantu keperluan bahan bakar kendaraan bermotor, termasuk truk angkutan yang beroperasi di sana.
3.      Dinas Pemadam Kebakaran yang siap mengantisipasi bahaya kebakaran tersedia di kawasan Industri Rungkut, Brebek, maupun Rembang.
4.      Terhadap ekosistem, tanggung jawab P.T.SIER terhadap limbah hasil industri diwujudkan dengan membangun water treatment untuk menjaga air buangan pabrik yang menuju sungai hingga laut bebas dari polusi limbah industri, water treatment system yang berada di kawasan industri SIER menggunakan dengan recycle treatment dengan sistem ini pemurnian air dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia, saat ini P.T. SIER mampu menangani dan mengelola seluruh air buangan pabrik-pabrik yang berproduksi di kawasan Rungkut, Brebek, maupun Rembang.
Selain membangun fasilitas industry manufaktur, P.T. SIER juga membangun fasilitas-fasilitas lain yang tujuannya di versifikasi bisnis perusahaan, antara lain :
1.      Menyediakan dan menyewakan fasilitas olahraga dan club house, antara lain : Hall untuk olahraga futsal, bulu tangkis, tenis lapangan, selain itu juga dibangun lapangan out door untuk olahraga sepak bola yang dapat disewa oleh penghuni kawasan maupun umum.
2.      Untuk memberikan jasa pelayanan masyarakat di luar lingkungan kawasan industri P.T. SIER membangun klinik-klinik atau rumah sakit di kawasan industri tersebut. Saat ini di kawasan industri P.T. SIER telah dibangun rumah sakit bertaraf internasional yaitu Royal Hospital. Dengan berdirinya rumah sakit ini akan menjadi sarana pendukung sebuah kawasan industri yang bertaraf internasional dan klinik P.T. SIER yang disebut sebagai klinik SIER sejahtera.
3.      Untuk kegiatan rohani P.T. SIER membangun masjid baru yang indah dikelilingi danau buatan yang membuat kaum muslimah nyaman beribadah di sana. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai sentra kegiatan sosial rohani bagi masyarakat sekitar yang memanfaatkannya. 

F.      Kelebihan dan Kekurangan IPAL P.T. SIER

Sebagaimana industri-industri pada umumnya, Instalasi Pengelolaan Air Limbah P.T. SIER juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:

          1.       Kelebihan IPAL P.T. SIER Persero

Ketatnya peraturan dan kesadaran akan lingkungan mengharuskan pihak industri mencari upaya yang selalu lebih efektif dan efisien untuk mengolah air limbah. Hal tersebut juga sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang memiliki tiga pilar sekaligus, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Berbagai kendala masih menghadang pihak industri dalam upaya melakukan pengolahan air limbahnya agar sesuai dengan ketentuan baku mutu. Kendala-kendala tersebut antara lain (persepsi tingginya) biaya yang harus ditanggung, baik biaya pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) maupun biaya operasional, ketersediaan lahan yang sempit, faktor sumber daya manusia (SDM) yang tidak mencukupi, dan sebagainya.
Kendala tersebut di atas ternyata tidak menjadi kendala berarti bagi P.T. SIER. Sebagai industri pengolahan air limbah, sistem IPAL P.T. SIER memiliki kelebihan. Dalam sistem IPAL P.T. SIER memiliki kelebihan dari segi pengolahan yang dilakukan dengan proses fisika-biologi. Sistem ini tidak membutuhkan biaya operasional yang mahal karena pengolahannya terjadi secara alami dengan menggunakan bakteri dan gerak gravitasi dan hasil pengolahannyapun tidak membahayakan lingkungan karena dalam pengolahannya tidak menggunakan bahan kimia. Selain itu, proses fisika yang berlangsung menggunakan prinsip bejana berhubungan, sehingga aktivitas dari setiap media instalasi berlangsung secara kontinyu. Lokasi yang terbagi menjadi tiga kawasan industri tentunya mampu mengimbangi produksi air limbah yang semakin banyak akibat aktivitas manusia.

          2.       Kekurangan IPAL P.T. SIER Persero

Meskipun teknologi IPAL yang dimiliki oleh P.T. SIER sudah tepat guna (menguntungkan), P.T. SIER juga memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut adalah pada pengolahan limbah cair masih menimbulkan bau pada bak penampungan awal. Hal ini karena belum terjadi pengolahan. P.T. SIER tidak memanagemen pengolahan polusi udara.
Pada tahun 2007 lalu, terjadi luapan air kotor dari saluran drainase P.T. SIER yang meluberi perumahan penduduk di daerah Rungkut Lor. Air tersebut berwarna hitam, berbuih dan berbau menyengat. Air tersebut diduga luapan limbah P.T. SIER. Menurut pengelola kawasan industri, air tersebut merupakan luapan dari saluran drainase yang dibangun kurang layak dan dangkalnya saluran tersebut.


















BAB III PENUTUP


A.      Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa P.T. SIER (Persero) merupakan sistem pengolahan air limbah menggunakan sistem pengolahan secara fisika-biologis dan tanpa menambahkan bahan kimia. Sistem ini tidak membutuhkan biaya operasional yang mahal karena pengolahannya terjadi secara alami dengan menggunakan bakteri dan gerak gravitasi. Proses instalasi pengolahan limbahnya terdiri dari : Pengolahan Pendahuluan (pretreatment), Pengolahan Pertama (primary treatment) terdiri dari 3 bak penampung: Bak pertama untuk mereduksi padatan yang kemudian dialirkan ke sand field (ladang pasir), bak kedua merupakan bak untuk mengapungkan limbah yang mempunyai BJ (berat jenis) < dari BJ air, bak ketiga merupakan bak terakhir dari penyaringan terdahulu untu kemudian akan diolah selanjutnya (secondary treatment), Pengolahan Kedua (secondary treatment) Proses Penambahan Oksigen, Proses Pertumbuhan Bakteri.

B.      Saran

Pihak PT. Sier hendaknya lebih memanagemen pengelolaan limbah industri khususnya yang terkait dengan bau dan mendirikan industri sendiri dalam mengolah limbah padat hasil recycle yang saat ini dikirim ke Bogor.

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. (2006). Denah Lokasi. Dipetik Maret 17, 2015, dari SIER PIER: http://www.dodydody.com/klien/sier/petasier.html#Cholid, M. (2013, November 30). Laporan Kuliah Kerja Lapangan P.T. SIER Surabaya dan P.T. HM. SAMPOERNA. Dipetik Maret 8, 2015, dari chilo cunxrinx: http://chiloelexdewe.blogspot.com/2013/11/laporan-kuliah-kerja-lapangan-pt-sier.html
Faray, M. (2014, Maret 24). Pengolahan Limbah Air di IPAL SIER. Dipetik Maret 15, 2015, dari Pengolahan Limbah di IPAL SIER: https://prezi.com/yx-e6kgsefmz/pengolahan-limbah-di-ipal-sier/
George, B. (2014, Maret 9). INSTALSI PENGELOLAHAN AIR LIMBAH PIER PT SIER. Dipetik Maret 7, 2015, dari budiono48: https://budiono48.wordpress.com/2014/03/09/instalsi-pengelolahan-air-limbah-pier-pt-sier/
Nova. (2013, Juli 20). PT SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT – SIER (PERSERO). Dipetik Maret 7, 2015, dari Berbagi Catatan Nova: http://blognya-nova.blogspot.com/2013/07/pt-surabaya-industrial-estate-rungkut.html
Pamuka, D. A. (2012, Maret 21). Struktur Organisasi PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT SIER). Dipetik Maret 15, 2015, dari Danan Anggid Pamuka: http://blog.ub.ac.id/anggidpamuka/2012/03/21/struktur-organisasi-pt-surabaya-industrial-estate-rungkut-pt-sier/
Riski , A. (2012, Desember 17). Pengalaman di bangku Kuliah. Dipetik Maret 13, 2015, dari I'm an Enviromentalist: http://aninditariskiiswari.blogspot.com/2012/12/pengalaman-di-bangku-kuliah.html



LAMPIRAN – LAMPIRAN
Gambar 1. Bak penampung sementara (equalisasi)
Sumber : (Faray, 2014)

Gambar 2. Bak pengendap pertama (Primary Settling Tank)
Sumber : (Riski , 2012)

Gambar 3. Oxidation Ditch / Bak aerasi
Sumber : (Faray, 2014)

Gambar 4. Mamooth Rotor / Penyuplai Oksigen
Sumber : (Faray, 2014)

Gambar 5. Distribution Box, Return Sludge & Screw Pump
Sumber : (Faray, 2014)

Gambar 6. Final Setling Tank / Bak Pengendap Akhir
Sumber : (Faray, 2014)

Gambar 7. Effluent / hasil akhir
Sumber :  (Faray, 2014)



Gambar 8. Bak Effluent / hasil akhir
Sumber :  (Faray, 2014)


 


















Gambar 9.  Proses Pengolahan Limbah
Sumber : (Faray, 2014)


Description: cart
Gambar 10.  Struktur organisasi P.T.SIER (Persero)
Sumber :  (Pamuka, 2012)


Gambar 11. Denah Lokasi P.T.SIER (Persero)
Sumber :  (Anonim, 2006)