LAPORAN KULIAH KERJA
LAPANGAN
PT. SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan
menempuh mata
Kuliah Kerja Lapangan
di Universitas Setia
Budi
Disusun
Oleh :
Ulfa
Falahiyati (25121115F)
Amanda
Arum K . A (25121117F)
Dabarniwas
T . T (25121118F)
Nur
Ratna Sari (25121119F)
PROGRAM
STUDI D-III ANALIS KIMIA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
SETIA BUDI
SURAKARTA
2015
HALAMAN
PENGESAHAN
LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN
PT SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT
Oleh :
Ulfa
Falahiyati (25121115F)
Amanda
Arum K . A (25121117F)
Dabarniwas
T . T (25121118F)
Nur
Ratna Sari (25121119F)
Telah Disetujui oleh Pembimbing
pada Tanggal 17 Maret 2015
Pembimbing
Wisnu
Arfian A. S,
M.Sc
NIS. 01201310161178
Mengetahui,
Ketua Program Studi
DIII – Analis Kimia
Petrus
Darmawan, S.T.,
M.T.
NIS. 01.99.038
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
dengan judul “PT SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE
RUNGKUT” ini dengan baik.
Penulis
sadar bahwa dengan penulisan laporan ini tidak lancar tanpa dukungan,
bimbingan, dan bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:.
1.
Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kemudahan dalam segala hal kepada penulis sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
2.
Winarso Suryolegowo, S.H.,M.Pd. Selaku rektor
Universitas Setia Budi.
3.
Drs.Suseno, M.Si selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Setia Budi.
4.
Petrus Darmawan, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan
Program D-III Analis Kimia Universitas Setia Budi.
5.
Wisnu Arfian Anditya Sudjarwo, M.Sc. selaku
Dosen pembimbing pada kuliah kerja lapangan
6.
Semua pihak yang telah
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan laporan kuliah kerja
lapangan.
Akhirnya penulis
berharap, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Surakarta, 7 Maret 2015
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini perguruan
tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten dan persaingan di
dunia kerja yang semakin ketat menuntut perguruan tinggi untuk menghasilkan
lulusan yang berkualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya, metode
pengajaran di Fakultas Teknik Universitas Setia Budi Surakarta mengadakan program kuliah kerja lapangan. Tujuan
dari program ini adalah memberikan pengalaman kerja yang menekankan antara
teori dengan praktek. Program ini juga membekali mahasiswa dengan soft
skill dalam menghadapi dunia kerja dan diharapkan dapat menghasilkan
lulusan yang berkualitas, kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko.
Kegiatan KKL 2015 sebagai bagian
dari proses peningkatan pengayaan ilmu dipandang sangat penting bagi calon
lulusan, agar lulusan Fakultas Teknik USB mampu mengadaptasikan diri pada
lingkungannya. Diharapkan dengan kegiatan KKL 2015 ini calon lulusan memiliki
kompetensi yang responsif-antisipasif, proaktif - inovatif, risk taker, profesional dan visioner
sehingga memiliki daya saing yang kuat.
Berdasarkan pada pemikiran tersebut
di atas, maka Fakultas Teknik USB melaksanakan kegiatan KKL 2015 ke beberapa
Perusahaan di Surabaya yaitu P.T. SIER dan P.T. Petrokimia.
1. Sejarah
P.T. SIER
P.T. SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT (Persero) merupakan
perseroan Milik Negara yang didirikan pada tahun 1974 dihadapan Notaris Abdul
Latief, SH dengan Nomor 166 tanggal 28 Februari 1974, yang kemudian diubah dengan
Akta Nomor 2 tanggal 1 Agustus 1974 dan disahkan berdasarkan Keputusan Menteri
Kehakiman tanggal 1 September 1974. Dan terakhir dihadapan Notaris Abdurrazaq
Ashiblie SH dilakukan perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 22 tanggal 23 Mei
1998 dan telah disahkan Menteri Kehakiman sesuai Keputusan Nomor: 98 pada
September 1998. Pendirian P.T. Surabaya lndustrial Estate Rungkut (Persero)
bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah
dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya dalam bidang
pembangunan dan pengelolaan Kawasan lndustri dalam arti seluas-luasnya (Cholid, 2013).
Menurut keterangan dari Bapak Hery Purnomo, kepala
Quality Control Laboratorium P.T. SIER, P.T. SIER merupakan BUMN (Badan Usaha
Milik Negara) dengan 3 kepemilikan saham, yaitu 50% milik pemerintah pusat, 25 % Pemerintah Provinsi Jawa
Timur, dan 25% sisanya merupakan saham atas Pemerintah Kota Surabaya. Bisnis
utama dari P.T. SIER adalah penjualan tanah industri, persewaan pabrik/gudang,
dan persewaan perkantoran. Sedangkan usaha pendukung P.T. SIER ini adalah Poliklinik,
sarana olah raga, SPBU, jasa
kontaktor, serta service fasum dan
WWTP (Waste Water Treatment Plant) (Cholid, 2013).
P.T. SIER (persero)
menawarkan jasa kavling industri yang sudah dimatangkan berdasarkan rencana
induk dan program pengembangan serta penyedia fasilitas Industri Rungkut, Berbek, dan Rembang.
Pengembangan kawasan meliputi; pengerukan, pemerataan tanah, pembuatan jalan,
pembuatan trotoar, jalur hijau, penerangan, pembuatan saluran pembuangan baik
air hujan maupun air limbah, pembuangan sampah, dan pusat pengelolaan air limbah
(George, 2014).
Fasilitas
yang disediakan antara lain : air bersih yang berasal dari PDAM, listrik yang
berasal dari PLN, telepon, dan teleks yang berasal dari PERUMTEL, serta
pengurusan izin bangunan. Di samping itu P.T. SIER juga menyediakan
fasilitas-faslitas umum seperti pemadam kebakaran, poliklinik, kantor pos, depo
kontainer, sarana transportasi, satuan keamanan (satpam), saluran telepon, pembuatan
jalan, fasilitas olahraga, SPBU, dan instalasi pengolahan air limbah (George, 2014).
Ada
tiga kawasan industri
P.T. SIER (persero) yaitu :
1. Pada
tahun 1974 kawasan industri pertama kali dikembangkan di
Rungkut, sebelah tenggara Kota
Surabaya dengan
luas area 246 Ha oleh pemerintah Kotamadya Surabaya, kurang lebih terdapat 300
industri dengan jumlah tenaga kerja yang dapat ditampung 50.000 orang.
2. Pada
tahun 1985 dikembangkan di Berbek
Sidoarjo dengan Luas
87 Ha. Kurang lebih
terdapat 60 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja yang ditampung sebanyak
10.000 orang.
3. Pada
tahun 1989 dikembangkan di Rembang Pasuruan dengan luas
510 Ha, pada
saat ini kurang lebih 69 perusahaan, dan jumlah tenaga kerja yang nantinya
dapat ditampung ditempat ini kurang lebih 75.000 orang (George,
2014).
2. Struktur Organisasi
P.T. SIER
Struktur organisasi P.T. SIER dibagi
menjadi 2 divisi , yaitu : Divisi Komisaris dan Divisi Direksi.
a.
Komisaris
Dewan
Komisaris P.T. Surabaya Industrial Estate Rungkut (Persero)
berdasarkan keputusan Menteri Negara dengan Badan Usaha Milik Negara, Gubernur
provinsi Jawa Timur dan Walikota Surabaya Nomor: 00/M-BUMN/2004, Nomor: 570 /
2770.1/436/2004, Nomor: 539 / 5814/021/2004 tanggal 19 Juni 2004 dan Surat
Keputusan Bersama Nomor: 539/12326/021/2005, 570/4819.1/436.2/2005 sebagai
berikut:
1.
Sutjahjono Soejitno (Commissioner)
Lahir di
Cepu – Blora, pada tahun 1948, saat ini ia menjabat sebagai Deputi Sosial Badan Pelaksana Badan
Pengendalian Lumpur Sidoarjo (BPLS), berdasarkan Keputusan Presiden No
31/M/2007 tanggal 8 April 2007. Menjabat sebagai Sekretaris Asisten Ekonomi dan
Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur, Kepala PU Bina Marga dan Kepala Dinas
Sosial Propinsi Jawa Timur.
2.
Purwito (Commissioner)
Lahir di Ponorogo, pada 1950, saat ini ia menjabat Kepala
Manajemen Keuangan Pemerintah Kota Surabaya, telah menjabat sebagai Kepala Sub
Bagian Anggaran Bagian Keuangan Pemerintah Kota Surabaya.
b.
Direksi
Susunan
Direksi P.T. Surabaya Industrial
Estate Rungkut (Persero) berdasarkan keputusan Bersama Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara, Gubernur Propinsi Jawa Timur dan Walikota Surabaya Nomor :
KEP-143/MBU/2007, Nomor : 539/9159/021/2007, Nomor 900/3038/436.67/2007 tanggal
13 Juli 2007 sebagai berikut:
1. Rudhy Wisaksono (Direktur
Utama)
Dilahirkan di Kudus, pada tahun 1952. Sarjana Ekonomi
Universitas Negeri Sudirman Purwokerto. Awal berkarir sebagai Kepala Cabang PT
(Persero) Bhanda Ghara Reksa, kemudian menjabat sebagai Direktur Operasional
dan terakhir sebagai Komisaris pada perusahaan yang sama, Pernah pula menjabat
sebagai Direktur Executive pada PT (Pel.Nus)
Tresna Muda Sejati, Yang Ming Shipping Line serta PT (Pel.Nus) Tanto Intim Line
di Jakarta. Menjabat sebagai Direktur Utama P.T. SIER (Persero) sejak tanggal 13 Juli Tahun 2007.
2.
Yoke
Candra Katon (Direktur Pengembangan dan Pemasaran)
Dilahirkan di Kediri, pada tahun 1975 Sarjana Teknik Kimia
ITS. Mengawali karir di perusahaan Swedia P.T. Alfa Laval Indonesia sebagai Sales & Application Engineer. Melanjutkan karir di perusahaan
asing lain P.T. Payne Indonesia sejak
tahun 2001 dengan jabatan terakhir Regional Sales & Operation ASEAN.
Menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Pemasaran sejak 13 Juli Tahun 2007.
3. Joko Triono (Direktur Teknik dan Pemeliharaan)
Dilahirkan di Medan, pada tahun 1963. Sarjana Teknik Sipil
ITS. Berkarir di P.T. SIER (Persero) sejak tahun 1987 sebagai Kepala Seksi
Perencanaan, pernah menjabat sebagai Direktur anak perusahaan yaitu P.T. SIER Puspa Utama.
Menjabat sebagai Direktur Teknik dan Pemeliharaan sejak tahun 2001(Cholid, 2013).
3. Visi dan Misi
P.T. SIER
Visi :
Menjadi kawasan industri
modern didukung unit bisnis strategis, yang berkesinambungan, terkemuka dan
ramah lingkungan.
Misi :
1.
Mewujudkan kawasan industri yang
inovatif, berbasis teknologi informasi, dalam lokasi, produk, pelayanan
dan fasilitas pendukung kesemua pihak yang berkepentingan.
2.
Adaptif terhadap perubahan
lingkungan bisnis dan rencana pengembangan regional, nasional maupun
intemasional.
3.
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya dalam penyediaan layanan penjualan, persewaan, penyediaan
fasilitas industri dan sarana penunjangnya dengan kualitas terbaik guna
mendukung proses bisnis.
4. Mewujudkan
pengelolaan kawasan industri ramah lingkungan yang bemilai tambah.
(Nova, 2013)
4. Sistem Pengolahan
Air Limbah
Pengolahan
air limbah di SIER menggunakan sistem pengolahan biologis tanpa menggunakan
bahan kimia apapun, dan saat ini mampu menangani pengolahan limbah semua pabrik
di kawasan industri Rungkut, Berbek, dan PIER.
5. Strategi
Secara umum
strategi perusahaan ditujukan untuk menjamin kesinambungan usaha dan
pertumbuhan korporat di masa
mendatang. Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditentukan,
serta mempertimbangkan berbagai perubahan lingkungan bisnis yang sedang maupun
yang akan terjadi, yang akan menimbulkan peluang dan ancaman, kemampuan sumber
daya yang dimiliki perusahaan beserta kekuatan dan kelemahan yang ada, dengan
upaya perusahaan mengakomodasikan perspektif berbagai pihak, meliputi pemegang
saham, pelanggan, proses bisnis intemal dan pertumbuhan serta pembelajaran organisasi
maka strategi korporasi yang dipilih adalah pemantapan usaha yang telah ada
untuk mendukung pertumbuhan melalui pengembangan dan perluasan
usaha. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, manajemen perusahaan selalu
berpegang teguh pada nilai-nilai dasar perseroan
yang meliputi :
·
Bekerja Secara Profesional untuk
Melayani Stakeholders
Manajemen Perusahaan senantiasa
mengelola jalannya perusahaan secara profesional untuk memberikan pelayanan terbaik
secara cepat, tepat, terbuka dan ramah serta membina hubungan bisnis yang
bersahabat dan beretika kepada stakeholders dengan
berorientasi untuk peningkatan kualitas dan produktifitas serta kepuasan dengan
berpegang teguh pada peraturan yang berlaku.
·
Bekerja Secara Beretika dalam
Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG)
Kegiatan usaha Perseroan
dilaksanakan berlandaskan pada standard etika yang berdasar pada
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Manajemen perusahaan bertekad mewujudkan GCG secara nyata dengan
tujuan menjadikan P.T. SlER
(Persero) sebagai perusahaan terbaik dibidang kawasan industri dan memiliki good corporate image.
B. Tujuan Kuliah Kerja
Lapangan
1.
Meningkatkan
ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh para mahasiswa agar nantinya para lulusan
tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan, berkompeten sehingga memiliki
daya saing yang kuat.
2.
Mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah.
3.
Memberikan
wawasan kepada mahasiswa untuk memahami penerapan teori yang didapat
selama perkuliahan sehingga berguna saat
terjun dalam dunia kerja.
C. Manfaat
Kuliah Kerja Lapangan
Meningkatkan kerja sama yang baik antara pihak universitas
dan instansi yang dijadikan obyek KKL, guna menunjang peningkatan mutu
akademisi universitas dan juga perusahaan tentunya.
D. Pelaksanaan
Kuliah Kerja Lapangan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
dilaksanakan mulai tanggal 22 Februari s.d. 26 Februari 2015 di beberapa
perusahaan. Sedangkan pelaksanaan KKL di P.T. Surabaya Industrial Estate
Rungkut (SIER) Surabaya, Jawa Timur yaitu tanggal 23 Februari 2015, dimulai
sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 WIB.
Bentuk pelaksanaannya :
1. Penerimaan
peserta KKL oleh pihak P.T. SIER Surabaya, Jawa
Timur
2. Penyampaian
audiovisual dan materi tentang limbah mulai dari profil P.T. SIER, hingga cara
pengolahan limbah di P.T.
SIER
3. Sesi
tanya jawab
4. Peserta
KKL terjun ke lapangan untuk melihat alat dan proses pengolahan limbah yang
dipandu oleh pihak P.T.
SIER
5. Kunjungan
selesai dengan diakhiri ramah tamah antara peserta KKL dengan pihak P.T. SIER.
Pelaksanaan
KKL di P.T.
SIER Surabaya, Jawa Timur berlangsung dengan baik dan lancar, dan kunjungan
tersebut juga berguna untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi peserta KKL.
BAB II
URAIAN PROSES
A. Sumber Air Limbah P.T. SIER (Persero)
Sumber air limbah yang
diolah di IPAL P.T.
SIER (Persero) berasal dari seluruh pabrik dan perkantoran yang berada di
kawasan Rungkut dan Berbek.
Jumlah pabrik dan perkantoran yang membuang air limbah di IPAL P.T. SIER (Persero)
sebanyak 393 perusahaan. Sumber air limbah yang masuk ke IPAL P.T. SIER (Persero)
Surabaya beranekaragam. Air limbah yang masuk ke IPAL berasal dari berbagai
jenis industri
diantaranya:
1.
Industri kayu dan rotan
2.
Industri plastik
3.
Industri logam
4.
Industri kimia
5.
Industri makanan dan
minuman
6.
Industri tembakau
7.
Industri tekstil
8.
Industri karet
9.
Industri penyamaan
kulit
B. Unit produksi P.T. SIER
1. Jenis-Jenis
Limbah Industri yang
Menjadi Bahan Olahan P.T. SIER
a) Bahan buangan
cairan berminyak
Minyak tidak
dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di atas permukaan air, bahan
buangan cairan berminyak yang di buang ke air lingkungan akan mengapung
menutupi permukaan air. Kalau bahan buangan cairan berminyak mengandung senyawa
yang volatil maka akan terjadi penguapan dan luar permukaan minyak yang
menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan luas permukaan ini tergantung
pada jenis minyaknya dan waktu lapisan minyak yang menutupi permukaan air dapat
juga terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, namun memerlukan waktu yang
cukup lama.
Lapisan minyak di permukaan air
lingkungan akan mengganggu kehidupan organisme dalam air. Hal ini disebabkan
oleh lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi difusi oksigen dari
udara ke dalam air sehingga jumlah oksigen yang terlarut di dalam air menjadi
berkurang. Kandungan oksigen yang menurun akan mengganggu kehidupan hewan air.
Adanya lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi masuknya sinar
matahari ke dalam air sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak dapat
berlangsung. Akibatnya, oksigen yang seharusnya dihasilkan pada proses
fotosintesis tersebut tidak terjadi. Kandungan oksigen dalam air jadi semakin
menurun.
Selain dari pada itu, air yang telah
tercemar oleh minyak juga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia karena seringkali
dalam cairan yang berminyak terdapat juga zat-zat yang beracun, seperti senyawa
benzena, senyawa toluena dan lain sebagainya.
b) Bahan
buangan padat
Bahan buangan
padat adalah adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau
yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi
pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan
koloid.
Apabila bahan
buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis
air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna
air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesis tanaman dalam air akan
terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan
organisme dalam air juga terganggu.
Pembentukan
koloid terjadi bila buangan tersebut berbentuk halus, sehingga sebagian ada yang
larut dan sebagian lagi ada yang melayang-layang sehingga air menjadi keruh.
Kekeruhan ini juga menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga menghambat
fotosintesis dan berkurangnya kadar oksigen dalam air.
c) Bahan
buangan anorganik
Bahan
buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam.
Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam
air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag
melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As),
Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Kalsium (Ca), Magnesium
(Mg) dll.
Kandungan
ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah. Kesadahan air yang
tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi
melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak
pada peralatan.
Apabila
ion-ion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb,
Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya
bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.
2. Proses Instalasi
Pengolahan Air Limbah P.T. SIER
Sistem pengolahan air
limbah, P.T. SIER (Persero) menggunakan sistem pengolahan secara fisika - biologis. Dalam hal ini
tanpa menggunakan atau menambahkan bahan kimia. Sebelum dialirkan ke pengolahan
limbah P.T. SIER pabrik - pabrik harus menampung dan mengolah terlebih dahulu
limbah yang akan dibuang di suatu bak kontrol. Sebelum dialirkan ke IPAL petugas
akan memeriksa dahulu limbah buangan, karena tidak semua jenis limbah bisa
diolah di IPAL P.T. SIER.
a)
Pengolahan
Pendahuluan (pretreatment)
Pembuangan
air limbah industri (waste water
disposal) dialirkan melalui pipa dari pabrik ke saluran pipa bawah
tanah yang dipasang sepanjang jalan di depan kavling pabrik yang terletak di
Kawasan Industri Rungkut, volume limbah yang masuk IPAL P.T. SIER
7000-8000 m3/hari dari 445 industri. Limbah- limbah ini dikumpulkan
jadi satu di bak pengumpul. Tujuan dari bak ini adalah untuk meratakan berat
jenis dari semuah limbah buangan yang berasal dari pabrik, hal ini dilakukan
untuk memudahkan proses pengolahan limbah di IPAL P.T. SIER.
b)
Pengolahan Pertama (Primary Treatment)
Dalam
Primary treatment ini terdiri dari 3 bak penampung :
(1)
Bak pertama, untuk
mereduksi padatan yang kemudian dialirkan ke sand field (ladang pasir). Proses pengendapan yang terjadi secara
gravitasi pada bak equalisasi atau sumur pengumpul. Dalam proses ini
diperkirakan penurunan BOD
- COD 20 - 45 % dan padatan 50 - 60 % dengan waktu
tinggal 2 - 5 jam. Kolam sand field (ladang pasir) untuk
dikeringkan (lebih padat), jika sudah kering padatan dikirim ke PPLI di bogor
yang ditunjuk pemerintah untuk mengolah bahan limbah padat.
(2)
Bak kedua, merupakan
bak untuk mengapungkan limbah yang mempunyai BJ (berat jenis) < dari BJ
air. Benda – benda yang berat jenisnya lebih besar ( misalnya pasir dan
logam ) dari berat jenis air dia akan mengendap di dasar sedangkan yang berat
jenisnya sama atau lebih kecil dari air akan mengapung diatas.
(3)
Bak ketiga merupakan
bak terakhir dari penyaringan terdahulu untu kemudian akan diolah selanjutnya (secondary treatment). Air yang keluar
dari bak penyaringan akan dialirkan
sedikit demi sedikit menuju bak oksidasi ( secondary
treatment ).
c)
Pengolahan Kedua (secondary treatment)
(1)
Proses Penambahan
Oksigen.
Air yang sudah
disaring dialirkan ke bak oksidasi. Penambahan oksigen adalah salah salah satu
usaha pengambilan zat pencemar dalam limbah sehingga konsentrasi zat pencemar
akan berkurang atau bahkan dapat dihilangkan sama sekali dengan cara
menggunakan rotor yang berfungsi untuk mengalirkan oksigen sebagai pengganti
kincir. Zat yang dapat diambil berupa gas, cairan, ion, koloid atau bahan
tercampur. Proses biologis yang terjadi bertujuan untuk mengurangi bahan - bahan organik melalui
mikroorganisme yang ada di dalamnya. Pada proses ini dipengaruhi oleh banyak
faktor antara lain jumlah air limbah, tingkat kekotoran dan jenis
kotoran.
(2)
Proses Pertumbuhan
Bakteri.
Bakteri diperlukan untuk mengurangi
bahan organik yang ada dalam air limbah. Oleh karena itu, diperlukan jumlah
bakteri yang cukup untuk menguraikan bahan - bahan tersebut. Bakteri
ini akan berkembang biak apabila jumlah makanan yang terkandung di dalamnya
cukup tersedia, sehingga pertumbuhan bakteri dapat dipertahankan secara
konstan. Pada proses ini dilakukan penambahan lumpur yang baru sehingga
pengolahan air limbah dapat terus berlangsung. Lumpur yang biasanya
dipergunakan untuk penambahan makanan ini disebut lumpur aktif dimana
pemberiannya dilakukan sebelum memasuki bak aerasi dengan mengambil lumpur dari
bak pengendapan kedua atau bak pengendapan lumpur terakhir. Pada bak oksidasi
ini dengan panjang 40 meter, lebar 10 meter dan tinggi 3 meter, dengan waktu
tinggal 16 - 24 jam. Dengan demikian
penurunan kadar BOD
- COD 90 - 95 % kadar merkurinya < 0,1 ppm.
Kemudian ke bak pembagi lumpur dengan waktu tinggal 4 - 5 jam. Kemudian ke bak
indicator untuk mengetahui mutu dan kualitas hasil pengolahan limbah. Hasil
dari pengolahan air limbah ini dapat berupa air dan lumpur. Lumpur ini akan
dikembalikan ke oxydation
ditch sebagai
lumpur
aktif yang diperlukan untuk proses biologis. Sedangkan air dari hasil proses
yang telah memenuhi standar mutu air limbah, menurut SK Menteri Negara KLH No.
3/1991 dan SK Gubernur Jawa Timur No. 414/1987 akan dialirkan melalui pipa
dengan menggunakan sistem Drainage yang terletak di tiap kavling
industri ke kali Tambak Oso. Lumpur
hasil pengolahan air limbah
Sludge yang sudah kering kemudian dikirim ke PPLI (sesuai dengan PPRI No. 18 Tahun 1999 dan PPRI No. 85 Tahun 1999 tentan Pengelolaan LB3), di Cileungsi – Bogor, Jawa Barat.
Sludge yang sudah kering kemudian dikirim ke PPLI (sesuai dengan PPRI No. 18 Tahun 1999 dan PPRI No. 85 Tahun 1999 tentan Pengelolaan LB3), di Cileungsi – Bogor, Jawa Barat.
C. Unit Quality Control
Bangunan pengolahan air
limbah dan spesifikasinya. Berikut ini akan diuraikan mengenai: fungsi,
kapasitas, spesifikasi, utilitas penunjang masing-masing bangunan
pengolahan air limbah yang ada di IPAL P.T. SIER (Persero).
a) Sumur
pengumpul
Sumur
pengumpul ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air limbah yang bersunber
dari semua industri –industri di kawasan IPAL P.T.
SIER (Persero). Namun, air limbah atau air buangan dari setiap industri harus memenuhi standar
yang telah ditentukan oleh IPAL P.T. SIER (Persero). Sumur ini berbentuk
lingkaran dengan diameter 5
m dan kedalaman ± 8 m. Sumur ini terbagi
menjadi dua bagian yang
dibatasi oleh beton setebal 30 cm, kedua
bagian tersebut adalah : dua buah pipa yang
besarnya masing – masing 400 mm dan 600 mm yang berfungsi sebagai saluran
buangan industri
dan perkantoran. Dua buah rel yang terpasang pada dinding sumur dan papan yang
terbentang ± 4 m yang digunakan
sebagai pijakkan petugas yang akan membersihkan sumur.
Saringan
kasar yang terpasang pada pipa induk dan berfungsi untuk menahan benda – benda besar yang masuk
dalam sumur basah seperti : kayu, plastik, kaleng, dan lain – lain. Debit yang masuk ke
sumur pengumpul ini ±
8000 L/hari. Jumlah debit yang
masuk tergantung pada aktifitas perkantoran dan pabrik di sekitar IPAL P.T. SIER (Persero).
Dalam sumur pengumpul limbah cair akan mengalami homogenisasi sehingga pada
saat dialirkan ke proses selanjutnya akan mempunyai kondisi dan beban
pencemaran yang sama. Limbah cair di sumur pengumpul ini dipompa menggunakan
pompa sentrifugal dengan debit 60 L/ detik.
Pada
sumur ini diambil sample influent limbah cair untuk diteliti di
dalam laboratorium untuk diketahui jumlah COD, DO, dan lain – lain. Hal
tersebut dilakukan karena limbah cair yang masuk ke dalam IPAL P.T. SIER (Persero) harus
memenuhi standar yang telah ditentukan.
b)
Sumur kering
Sumur
yang ada di IPAL adalah sumur yang sering disebut dengan rumah pompa. Perlu
kita ketahui bahwa di dalam rumah pompa tersebut ada 4 pompa
yang berfungsi membantu jalannya pengolahan limbah yang ada di IPAL. Pompa
tersebut adalah pompa sentrifugal
yang secara otomatis dapat bekerja dengan sendirinya dengan level kontrol untuk memompa
air limbah ke bak pengendap pertama (primary
settling tank). Pompa ini masing-masing dapat bekerja dalam mengalirkan air
limbah dengan debit 60 liter/detik.
Dan peralatan yang digunakan di rumah pompa ini antara lain:
1) Krane untuk mengangkat Vertical
centrifugal pump yang berfungsi memompa air limbah. Secara keseluruhan
sumur pengumpul ini
mempunyai fungsi sebagai tempat
penampung sementara dari limbah industri di kawasan P.T. IPAL SIER
(Persero) Surabaya. Sumur ini mampu menampung buangan industri dan perkantoran dengan
debit sebesar 10.000 m3/hari. Limbah yang terkumpul di sumur pengumpul
ini dialirkan secara otomatis oleh pompa sentrifugal (centrifugal pump) berdasarkkan kontrol level menuju
bak pengendap pertama (primary
settling tank). Pembersihan sampah-sampah atau kotoran yang mengapung
dilakukan secara manual oleh operator melalui dua buah rel (jetsavelling/ crame). Pada sumur pengumpul
ini juga terjadi proses homogenesis air limbah yaitu pemerataan.
2)
Penyaringan kotoran
terapung
Sebagai
tempat homogenisasi air limbah sebelum masuk ke oxidation
ditch. Pemerataan beban hidrolisis dan organik sehingga tidak
akan terjadi
shock loading pada proses selanjutnya
akibat flokulasi beban. Bak pengendap pertama berbentuk persegi panjang
yang dilengkapi dengan buffle serta tiga bak kecil
yang memiliki fungsi tertentu. Bak pengendap pertama ini dilengkapi
dengan : Meter
air yang dihubungkan dengan baling-baling yang fungsinya untuk mengetahui debit
air (influent) dengan jelas.
3)
Penyekat (skimmer) yang mempunyai ketebalan 80
cm, berjumlah dua buah dan terpasang secara simetris. Alat ini digunakan untuk
menghalangi benda – benda yang terapung agar tidak masuk ke tahap selanjutnya,
misalnya: plastik, busa deterjen, minyak dan partikel terapung lainnya.
Dan kemudian dibelokkan ke selokan dan dialirkan ke bak floating (floating tank) ini benda – benda
terapung tersebut akan diambil secara mekanik sedangkan air yang berada di
bawah akan dialirkan ke dalam oxidation
ditch. Pompa
yang dipasang pada bagian bak besar (bak pengendap pertama) yang
berfungsi untuk mengalirkan partikel terapung lumpur hasil dari
pengendapan ke bak penampung partikel-partikel terapung ini
dilengkapi dengan saluran air yang berbentuk selokan (parit) sehingga aliran
air limbah dapat berjalan mudah dan lancar sehingga operator mudah
mengontrolnya. Lumpur
hasil pengendapan dibawa ke bak pengering lumpur (sludge drying bed).
Faktor
– faktor yang mempengaruhi di bak pengendap pertama :
a.
Berat jenis padatan
Mekanisme
pengendapan pada bak pengendap pertama adalah dengan gaya gravitasi dengan
berdasarkan berat jenis padatan yang tersuspensi pada air limbah yang mana
padatan yang tersuspensi tersebut yang berat jenisnya lebih besar daripada
air maka akan mengendap, sedangkan yang lebih kecil akan terapung.
b.
Waktu detensi
Karena
mekanisme pada bak pengendap pertama dengan menggunakan gaya gravitasi maka
diperlukan waktu detensi yang terbaik untuk dapat mengendapkan padatan.
Diperoleh waktu optimal detensi adalah 2 – 3 jam, karena jika waktu terlalu
lama akan terjadi pembusukan yang menimbulkan bau busuk. Sedangkan waktu
detensi 1 – 1,5 jam akan terjadi penurunan :
Suspended Solid
: 60% - 65%
Bahan
Organik : 35% - 40%
BOD
: 25% - 40 %
c. Laju kecepatan air
Laju
kecepatan air yang deras akan dihasilkan waktu detensi yang kecil maka
didapatkan proses pengendapan yang kurang baik, sedangkan pada aliran yang
kecil mengakibatkan waktu detensi yang lama akan menimbulkan pembusukan pada
bak pengendapan pertama.
d. Kecepatan
pengendapan.
e. Efisiensi
pemisahan suspended solid
Spesifikasi
bak pengendapan pertama (primary settling
tank) :
· Panjang :
+ 40 m
· Lebar :
+ 10 m
· Kedalaman :
+ 1,6 – 3 m
Dalam
bak pengendap pertama dilakukan pembersihan benda – benda terapung (floating material) secara manual
(menggunakan tenaga manusia). Benda – benda tersebut antara lain : plastik dan
kayu yang ikut masuk ke dalam aliran air limbah. Pemisahan partikel kasar
dilakukan dengan gaya gravitasi.
Di sini
partikel – partikel yang mengendap akan dialirkan ke dalam sludge drying bed.
Pada
bak ini juga diambil sample untuk meneliti kandungan BOD, COD,dan lain – lain
sebagai overflow primary settling
(OPS).
c)
Parit oksidasi (oxidation ditch)
Pada
oxidation ditch ini, air limbah
diolah secara biologis dengan bantuan mikroorganisme pengurai air limbah,
sehingga dibutuhkan oksigen untuk aktivitas organisme dalam menguraikan bahan
organik
dalam air limbah. Kebutuhan oksigen diperoleh dari proses aerasi dengan menggunakan
mammoth
rotor.
Oxidation ditch
ini berbentuk parit melingkar memenjang yang berjumlah 4 buah. Oxidation ditch ini mampu mengolah air
limbah sebanyak 9000 m3/hari.
Oxidation ditch ini memiliki tepian
permukaan kolam yang kasar serta dilapisi dengan batu kali sebagai tempat
menempelnya mikroorganisme. Pada setiap unit oxidation ditch dilengkapi dengan unit mammoth rotor
yang berfungsi untuk mengaduk limbah sehingga dapat diperoleh oksigen yang
cukup untuk proses pengolahan. Pada oxidation ditch ini harus diteliti kadar lumpur yang masuk ke dalam
bak oksidasi karena jika terlalu banyak ataupun terlalu sedikit lumpur
yang ada maka proses pengolahan tidak akan berjalan dengan baik.
d)
Distribution
box
Di
dalam bak pembagi ini lumpur aktif yang masih tercampur dengan air limbah dari oxidation ditch akan dibagi menjadi dua
bagian. Satu bagian akan dialirkan ke bak pengendap kedua (clarifier) dan satu bagian lagi akan
dialirkan kedalam oxidation ditch (di
recycle) sebesar 30% dari total
lumpur yang masuk ke bak pembagi (distribution box).
(Distribution Box) lumpur aktif
dikembalikan ke oxidation ditch
dengan bantuan return sludge pump
tipe screw pump conveyor, sedangkan
air limbah dan lumpur aktif yang dialirkan menuju bak pengendap
kedua dilakukan dengan menggunakan prinsip perbedaan tekanan yaitu prinsip
perbedaan diameter dua buah pipa (pipa menuju secondary clarifier dan pipa menuju distribution box).
Fungsi
dari bak ini adalah sebagai
tempat penampung sementara air limbah dari oxidation
ditch sebelum masuk ke secondary
clarifier. Sebagai pembagi lumpur aktif yang akan dialirkan ke secondary
clarifier yang akan dikembalikan ke oxidation ditch. Bak ini dilengkapi dua
pompa yang berfungsi submersible yang
berfungsi mengalirkan lumpur yang akan dibuang ke bak pengering lumpur dan screw pump
yang berfungsi untuk mengembalikan lumpur ke oxidation ditch sebagai return
sludge.
Spesifikasi
pompa adalah :
a.
Screw
pump
-
Daya :
17KW
- Frekuensi
putaran : 50 Hz
-
Kapasitas :
60 m3/menit
b.
Submersible
pump
-
Daya :
3,75 KW
-
Kapasitas :
50 m3/menit
Spesifikasi
bak distribusi adalah :
-
Panjang :
7,2 m
-
Lebar :
4 m
-
Kedalaman :
3 m
e) Bak
pengendap kedua (secondary clarifier)
Bak
pengendap kedua ini berfungsi sebagai pengendap lumpur yang terkandung dalam
air limbah setelah melewati proses oksidasi sehingga air menjadi bersih
untuk dibuang ke sungai. Pada bak pengendap kedua ini dilengkapi dengan
alat pengeruk lumpur atau scrapper.
Alat ini berbentuk jembatan (scrubber
bridge) yang mampu membentang dari arah tengah bak seperti jari – jari
lingkaran yang mampu mengintari bak.
Alat
ini biasanya digerakkan oleh motor listrik dengan daya 0,25 KW dan frekuensinya
50 Hz. Gerakan pada alat ini sangat lambat dikarenakan untuk mencegah
terjadinya gelombang pada air saat pemutaran. Gelombang air akan dapat
mengganggu pengendapan (sedimentasi).
Spesifikasi
dari bak pengendap kedua ini antara lain ;
1) Bentuk:
circular
2) Jumlah:
2 buah
3) Diameter:
21 m
4) Kemiringan
dasar (slope): 1,24
5) Kedalaman
tepi: 2,5 m
6) Kedalaman
tengah: 3m
7) Kecepatan
pelimpahan air: 0,7 m3/jam
Bak
pengendapan kedua ini memiliki dua bagian yaitu :
1) Bagian
dasar yang memiliki lengkungan yang berfungsi sebagai tempat penampungan lumpur
serta sekaligus meninggikan tekanan air sehingga lumpur tersebut dapat dialirkan
secara alami ke
bak distribusi dengan menerapkan hukum bejana yang didasarkan akan perbedaan
tekanan.
2) Bagian
tengah bak yang mana terdapat pipa
dengan diameter 5 m dengan panjang 2,5 m yang berfungsi seperti buffle
berfungsi sebagai pencegah aliran putaran olahan yang berasal dari
bak pendistribusi yang masuk ke bak ini.
f) Bak
pengering lumpur (sludge drying bed)
Bak
ini berbentuk persegi panjang yang memiliki dasar kemiringan. Bak ini
dilengkapi pasir kasar, pasir halus dan batuan sebagai penyaring. Pasir ini
harus terus diisi
saat pengerukan limbah cair karena jumlahnya akan terus berkurang pada
saat pengerukan. Pengeringan di bak ini dilakukan dengan bantuan dari
sinar matahari langsung.
IPAL
P.T.
SIER (Persero) Surabaya terdapat 2 jenis bak pengering yaitu:
1) Bak
pengering Primer yang berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang berasal
dari bak pengendap pertama.
2) Bak
pengering sekunder yaitu bak pengering yang digunakan untuk mengeringkan
lumpur yang berupa return sludge dari
bak pembagi.
2. Ketentuan Dan Standar
Limbah Kawasan
Tabel 1. Bahan kimia
berupa logam yang menjadi standar kualitas air limbah
No
|
ITEM KIMIA
|
KODE
|
NILAI
|
SATUAN
|
1
|
Arsen
|
As
|
1
|
mg/L
|
2
|
Barium
|
Ba
|
5
|
mg/L
|
3
|
Besi
|
Fe
|
30
|
mg/L
|
4
|
Kadmium
|
Cd
|
1
|
mg/L
|
5
|
Kobalt
|
Co
|
1
|
mg/L
|
6
|
Krom
Heksavelen
|
Cr
|
2
|
mg/L
|
7
|
Mangan
|
Mn
|
10
|
mg/L
|
8
|
Nikel
|
Ni
|
2
|
mg/L
|
9
|
Air raksa
|
Hg
|
0,005
|
mg/L
|
10
|
Selenium
|
Se
|
1
|
mg/L
|
11
|
Seng
|
Zn
|
5
|
mg/L
|
12
|
Tembaga
|
Cu
|
5
|
mg/L
|
13
|
Timbal
|
Pb
|
3
|
mg/L
|
14
|
Sianida
|
Cn
|
1
|
mg/L
|
Tabel 2. Parameter fisika
yang menjadi standar kualitas air limbah
No
|
ITEM FISIKA
|
KODE
|
NILAI
|
SATUAN
|
1
|
Suhu
|
|
40
|
Celcius
|
2
|
Jumlah padatan
terlarut
|
TSD
|
2000
|
mg/L
|
3
|
Jumlah padatan
tersuspensi
|
TSS
|
400
|
mg/L
|
4
|
Warna
|
|
300
|
Pt.Co Scala
|
Tabel 3. Parameter kimia yang menjadi standar kualitas air
limbah
No
|
ITEM KIMIA
|
KODE
|
NILAI
|
SATUAN
|
1
|
BOD
|
BOD
|
1500
|
mg/L
|
2
|
COD
|
COD
|
3000
|
mg/L
|
3
|
Derajat keasaman
|
pH
|
6 - 9
|
mg/L
|
4
|
Amonia
|
NH3
|
20
|
mg/L
|
5
|
Deterjen
|
MBAS
|
5
|
mg/L
|
6
|
Phenol
|
|
2
|
mg/L
|
7
|
Flurida
|
F
|
30
|
mg/L
|
8
|
Klorida
|
Cl
|
500
|
mg/L
|
9
|
Minyak dan lemak
|
|
30
|
mg/L
|
10
|
Nitrat
|
NO3
|
50
|
mg/L
|
11
|
Nitrit
|
NO2
|
5
|
mg/L
|
12
|
Sisa clor
|
Cl2
|
1
|
mg/L
|
13
|
Sulfat
|
SO4
|
500
|
mg/L
|
14
|
Sulfida
|
S
|
1
|
mg/L
|
Berdasarkan analisis dari pihak terkait,
air limbah P.T. SIER merupakan air
limbah golongan II sehingga masih layak usaha di bidang perikanan.
D. Unit Research and
Development
Bisnis dan
Tujuan Masa Mendatang P.T.SIER
Bisnis P.T. SIER 5 tahun terakhir, yakni :
1.
Menjual
lahan industri PPTI (Perjanjian Penggunaan Tanah Industri)
2.
Menyewakan
Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP)
3.
Menyewakan
gudang dan Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK)
4.
Pembangunan
Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP) di Berbek Industri 5, pembangunan PPSP Rembang Industri 3
P.T. SIER menjalin kerjasama yang baik dengan para
pengusaha dan pekerja yang tergabung dalam forkom (Forum Komunikasi) SIER,
secara rutin mengadakan pertemuan untuk menampung aspirasi para pengusaha dan
pekerja, selain itu forkom SIER juga mengadakan kegiatan sosial kemanusiaan
seperti donor darah.
P.T. SIER menuju masa mendatang :
1.
SIER
Logistik akan menyelenggarakan usaha ekspedisi muatan kapal laut tujuan
domestik
2.
Menyelenggarakan
usaha yang terintegrasi yaitu pergudangan dan transportasi logistik darat,
untuk itu P.T. SIER memiliki rencana pembangunan gudang baru yang terletak di
Rungkut.
3.
Bertindak
sebagai program kerja dalam pengurusan dokumen dan konsultasi bea - cukai
pembangunan Condominium Hotel sebagai salah satu sarana pendukung keberadaan
sebuah kawasan yang bertaraf internasional.
Dalam
usianya yang mendekati 4 dasawarsa harapan dipisah P.T. SIER akan menjadi salah
satu perusahaan milik BUMN yang terdepan di Indonesia.
E. Utilitas
1. Sarana dan Prasarana di P.T. SIER
Dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir (2007-2012) P.T. SIER melakukan perbaikan, pembenahan
sarana dan prasarana yang sudah lama tersedia dan membangun sarana dan
prasarana baru yang lebih sempurna.
P.T. SIER
mencanangkan area Industri yang ramah lingkungan dimana wujud dan tekad ini
adalah penghijauan seluruh area industri SIER dengan tujuan membangun sentra
industri yang peduli terhadap ekosistem. Realisasi yang telah dilakukan
antara lain :
1.
Jalan
raya dengan lebar 7,5 meter memudahkan untuk dilalui oleh truk-truk, angkutan,
truk gandeng maupun pembawa peti kemas. Kedua sisinya ditanami dengan
tanaman pelindung sebagai upaya menguranngi gas CO2 dan asap knalpot
kendaraan bermotor. Akses jalan bagi penjalan kaki diperkuat dan diperindah untuk melindungi
keselamatan buruh yang
jumlahnya ribuan orang ketika dating ataupun pulang kerja. Garis hijau 2 x 4,5
m terdapat di kawasan Rungkut, 2 x 5 m di kawasan Brebek dan Rembang.
2.
Penempatan
SPBU di kawasan industri sangat membantu keperluan bahan bakar kendaraan
bermotor, termasuk truk angkutan yang beroperasi di sana.
3.
Dinas
Pemadam Kebakaran yang siap mengantisipasi bahaya kebakaran tersedia di
kawasan Industri Rungkut,
Brebek, maupun Rembang.
4.
Terhadap ekosistem, tanggung jawab P.T.SIER terhadap
limbah hasil industri diwujudkan dengan membangun water treatment untuk menjaga air buangan pabrik yang menuju sungai
hingga laut bebas dari polusi limbah industri, water treatment system yang berada di kawasan industri SIER
menggunakan dengan recycle treatment
dengan sistem ini pemurnian air dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia, saat
ini P.T. SIER mampu menangani dan mengelola seluruh air buangan pabrik-pabrik
yang berproduksi di kawasan Rungkut, Brebek, maupun Rembang.
Selain membangun fasilitas industry manufaktur, P.T. SIER
juga membangun fasilitas-fasilitas lain yang tujuannya di versifikasi bisnis
perusahaan, antara lain :
1.
Menyediakan
dan menyewakan fasilitas olahraga dan club
house, antara lain : Hall untuk
olahraga futsal, bulu tangkis, tenis lapangan, selain itu juga dibangun
lapangan out door untuk olahraga
sepak bola yang dapat disewa oleh penghuni kawasan maupun umum.
2.
Untuk
memberikan jasa pelayanan masyarakat di luar lingkungan kawasan industri P.T. SIER
membangun klinik-klinik atau rumah sakit di kawasan industri tersebut. Saat ini di kawasan industri P.T. SIER telah dibangun rumah sakit
bertaraf internasional yaitu Royal Hospital.
Dengan berdirinya rumah sakit
ini akan menjadi sarana pendukung sebuah kawasan industri yang bertaraf
internasional dan klinik P.T. SIER yang disebut sebagai klinik SIER sejahtera.
3.
Untuk
kegiatan rohani P.T. SIER membangun masjid baru yang indah dikelilingi danau
buatan yang membuat kaum muslimah nyaman beribadah di
sana. Masjid tidak hanya
berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai sentra kegiatan sosial
rohani bagi masyarakat sekitar yang memanfaatkannya.
F. Kelebihan dan
Kekurangan IPAL P.T. SIER
Sebagaimana
industri-industri pada umumnya, Instalasi Pengelolaan Air Limbah P.T. SIER juga memiliki
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kelebihan IPAL P.T. SIER Persero
Ketatnya
peraturan dan kesadaran akan lingkungan mengharuskan pihak industri mencari
upaya yang selalu lebih efektif dan efisien untuk mengolah air limbah. Hal
tersebut juga sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang memiliki
tiga pilar sekaligus, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Berbagai kendala
masih menghadang pihak industri dalam upaya melakukan pengolahan air limbahnya
agar sesuai dengan ketentuan baku mutu. Kendala-kendala tersebut antara lain
(persepsi tingginya) biaya yang harus ditanggung, baik biaya pembangunan
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) maupun biaya operasional, ketersediaan
lahan yang sempit, faktor sumber daya manusia (SDM) yang tidak mencukupi, dan sebagainya.
Kendala
tersebut di atas ternyata tidak menjadi kendala berarti bagi P.T. SIER. Sebagai
industri
pengolahan air limbah, sistem
IPAL P.T. SIER
memiliki kelebihan. Dalam sistem IPAL P.T. SIER memiliki kelebihan dari segi
pengolahan yang dilakukan dengan proses fisika-biologi. Sistem ini tidak
membutuhkan biaya operasional yang mahal karena pengolahannya terjadi secara
alami dengan menggunakan bakteri dan gerak gravitasi dan hasil pengolahannyapun
tidak membahayakan lingkungan karena dalam pengolahannya tidak menggunakan bahan
kimia. Selain itu, proses fisika yang berlangsung menggunakan prinsip bejana
berhubungan, sehingga aktivitas dari setiap media instalasi berlangsung secara
kontinyu. Lokasi
yang terbagi menjadi tiga kawasan industri tentunya mampu mengimbangi produksi
air limbah yang semakin banyak akibat aktivitas manusia.
2. Kekurangan IPAL P.T. SIER Persero
Meskipun
teknologi IPAL yang dimiliki oleh P.T. SIER sudah tepat guna (menguntungkan), P.T.
SIER
juga memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut adalah pada pengolahan limbah
cair masih menimbulkan bau pada bak penampungan awal. Hal ini karena belum
terjadi pengolahan. P.T. SIER
tidak memanagemen pengolahan polusi udara.
Pada tahun 2007
lalu, terjadi luapan air kotor
dari saluran drainase P.T. SIER
yang meluberi perumahan penduduk di daerah Rungkut Lor. Air tersebut berwarna
hitam, berbuih dan berbau menyengat. Air tersebut diduga luapan limbah P.T. SIER. Menurut
pengelola kawasan industri,
air tersebut merupakan luapan dari saluran drainase yang dibangun kurang layak
dan dangkalnya saluran tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa P.T. SIER (Persero) merupakan sistem pengolahan
air limbah menggunakan
sistem
pengolahan secara fisika-biologis
dan tanpa menambahkan bahan kimia. Sistem ini
tidak membutuhkan biaya operasional yang mahal karena pengolahannya terjadi
secara alami dengan menggunakan bakteri dan gerak gravitasi. Proses instalasi pengolahan limbahnya terdiri dari :
Pengolahan Pendahuluan (pretreatment), Pengolahan Pertama (primary treatment) terdiri dari 3 bak
penampung: Bak
pertama untuk
mereduksi padatan yang kemudian dialirkan ke sand field (ladang pasir), bak kedua merupakan bak untuk
mengapungkan limbah yang mempunyai BJ (berat jenis) < dari BJ air, bak ketiga merupakan
bak terakhir dari penyaringan terdahulu untu kemudian akan diolah selanjutnya (secondary treatment), Pengolahan Kedua (secondary treatment) Proses Penambahan
Oksigen, Proses
Pertumbuhan Bakteri.
B. Saran
Pihak PT. Sier hendaknya lebih memanagemen
pengelolaan limbah industri khususnya yang terkait dengan bau dan mendirikan industri sendiri dalam mengolah limbah padat hasil recycle yang saat ini dikirim ke Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2006). Denah Lokasi.
Dipetik Maret 17, 2015, dari SIER PIER:
http://www.dodydody.com/klien/sier/petasier.html#Cholid, M. (2013, November
30). Laporan Kuliah Kerja Lapangan P.T. SIER Surabaya dan P.T. HM. SAMPOERNA.
Dipetik Maret 8, 2015, dari chilo cunxrinx: http://chiloelexdewe.blogspot.com/2013/11/laporan-kuliah-kerja-lapangan-pt-sier.html
Faray, M. (2014, Maret 24). Pengolahan
Limbah Air di IPAL SIER. Dipetik Maret 15, 2015, dari Pengolahan Limbah di
IPAL SIER: https://prezi.com/yx-e6kgsefmz/pengolahan-limbah-di-ipal-sier/
George, B. (2014, Maret 9). INSTALSI
PENGELOLAHAN AIR LIMBAH PIER PT SIER. Dipetik Maret 7, 2015, dari
budiono48:
https://budiono48.wordpress.com/2014/03/09/instalsi-pengelolahan-air-limbah-pier-pt-sier/
Nova. (2013, Juli 20). PT
SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT – SIER (PERSERO). Dipetik Maret 7, 2015,
dari Berbagi Catatan Nova:
http://blognya-nova.blogspot.com/2013/07/pt-surabaya-industrial-estate-rungkut.html
Pamuka, D. A. (2012, Maret 21). Struktur
Organisasi PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT SIER). Dipetik Maret
15, 2015, dari Danan Anggid Pamuka:
http://blog.ub.ac.id/anggidpamuka/2012/03/21/struktur-organisasi-pt-surabaya-industrial-estate-rungkut-pt-sier/
Riski , A. (2012, Desember 17). Pengalaman
di bangku Kuliah. Dipetik Maret 13, 2015, dari I'm an Enviromentalist:
http://aninditariskiiswari.blogspot.com/2012/12/pengalaman-di-bangku-kuliah.html
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Sumber : (Faray, 2014)
Sumber
: (Riski , 2012)
Sumber : (Faray, 2014)
Sumber : (Faray, 2014)
Sumber : (Faray, 2014)
Sumber : (Faray, 2014)
Sumber : (Faray, 2014)
Sumber : (Faray, 2014)
Sumber : (Faray, 2014)
Sumber
: (Pamuka, 2012)
Gambar 11. Denah Lokasi P.T.SIER (Persero)
Sumber : (Anonim, 2006)